I dont know, about contents this blog..!!

Selasa, 13 September 2011

Kucing Ungu 


Suatu waktu, aku bertemu dengan kucing kecil berwarna ungu. Tapak dan moncongnya berwarna putih, tetapi aku lebih suka memanggilnya si Ungu. Sesekali, ia datang menghampiriku, meminta makanan kecil yang juga tengah kukunyah. Lantas, kuberikan sedikit bagian untuknya, dengan sedikit harapan ia akan kembali padaku di hari berikutnya.

Aku tahu, kucing liar tetaplah kucing liar. Ketika bertemu yang mau mengurusnya dengan lebih mewah dan lebih setia, ia akan meninggalkan aku. Perasaan sedih dan takut cukup bergelut di benakku, tetapi itu tidak mengurangi kepedulianku padanya.
Pertama kali aku bertemu dengannya, aku juga mengenakan kaus ungu, dan sepatu ungu. Sedang makan di pinggir jalan bersama dua temanku. Mendadak, ada benda yang menyentuh betisku, dan aku kaget bukan main. Takut-takut, serangga jahat yang biasa ada di warung pinggir jalan. Untungnya, bukan, bahkan jauh lebih baik dari itu. Kucing ungu yang manja, dengan ekor berdiri. Kalau diperhatikan baik-baik, bulu ekornya sedikit botak seperti habis disiksa. Oleh karena itu, kulilitkan pita yang juga ungu, untuk menyembunyikan cacatnya. Setiap kali berjumpa, pita itu hilang, dan kuganti dengan yang baru. Ia akan semakin bermanja padaku, tidur di pangkuanku dengan perut terbuka, menganggapnya sebagai ucapan terima kasih.
Tetapi, seperti yang kubilang, kucing liar tetaplah kucing liar. Ketika bertemu yang mau mengurusnya dengan lebih mewah dan lebih setia, ia akan meninggalkan aku. Sama seperti wanita jalang, yang tetaplah jalan. Ketika bertemu yang mau mengurus dengan lebih mewah dan lebih setia, ia akan beralih.
Wanita jalang itu aku.
Posisi Ratu Jalang yang sudah kuperoleh di bar tempatku bekerja di daerah Gading, membuatku sibuk dipanggil pejabat ini, pengusaha itu, atau lain-lainnya. Yang dulunya biasa makan di pinggir jalan dan beli rokok ketengan, sekarang lebih sering menginjakkan kaki di restoran Perancis dan menghisap ganja kualitas tinggi.
Aku masih sering bertemu kucing ungu itu. Entah bagaimana, ia menemukan di mana kost tempat aku tinggal. Menungguku di depan rumah, sampai meninggalkan kotoran yang menyebabkan aku kena marah induk semang. Aku tahu itu si Ungu. Aku suka dengan kehadirannya. Tetapi, ia tidak pernah mau bersabar. Mengapa kucing liar selalu datang lagi, datang lagi, dan datang lagi kepada mereka yang pernah berlaku baik pada mereka?
Semakin lama kupikirkan si Ungu, aku semakin jauh bercermin bahwa sosok wanita jalang seperti tak lain seumpama dirinya. Aku tidak merasa jijik sedikit pun, malah bangga memiliki tampilan yang begitu manis dan menggoda. Bahkan, tidak terlupakan. Karena, tidak kupungkiri, aku masih suka meletakkan ikan asin di depan kost, atau menitipkannya di warung pinggir jalan, tempat biasa aku bertemu dengan dirinya.
Karirku melesat sampai akhirnya terhenti karena tidak bisa menuju lebih jauh lagi. Aku terpukau dengan diriku sendiri. Mengamati pakaian dan pernak-pernik mahal hasil pekerjaan yang masyarakat bilang, tabu. Aku terbangun dari mimpi ketika mendengar suara nyaring seekor kucing. Aku tahu itu Ungu, ia memiliki bunyi yang berbeda. Suaranya sungguh berbunyi, "Meong!" seperti manusia yang sedang membaca. Segera kubuka pintu kost, dan kudapati ia berjalan pincang dengan kaki depan kanan yang terluka. Meminta pertolongan. Tepatnya, meminta pertolongan aku.
Namun ternyata, pintu kost di sebelahku terbuka. Seorang wanita yang tak lebih cantik dari aku. Mengenakan pakaian serba putih, menghampiri Ungu.
"Ya ampun, kamu habis berantem sama siapa? Lihat, kamu sampai luka begitu. Kamu itu perempuan, kenapa tidak tenang-tenang saja menunggu musim kawin, sih?" katanya. Ungu menghampiri wanita itu. Melewatiku begitu saja, dan aku ditinggal sendirian.
Dalam hatiku, kupikir lucu. Perempuan? Dia betina. Sama sepertiku. Betina. Dan karena dia betina, harusnya dia memilih untuk bersamaku. Bukan bersama wanita baik-baik yang tidak mau mengenal wanita jalang.
Dasar kucing liar. Betina liar. Begitu bertemu yang lebih cakap, aku ditinggalkan.
Oh, sungguh. Kelakuannya persis seperti aku. Seperti jalang, yang--memang--liar, dan bersedu di pinggir jalan. Menunggu uang dan loyalitas pelanggan.
***
Selang beberapa waktu setelah hari itu, aku bertemu lagi dengan dirinya lagi. Menungguku di warung makan di pinggir jalan. Tempat pertama kali kami berjumpa. Teman-teman seprofesiku mengatakan bahwa aku harus bicara dengannya. Aku tahu itu hanya caci maki belaka, tetapi aku memberanikan diri bicara dengannya. Di hadapan banyak orang yang mungkin akan menganggapku gila.
"Kemari," ucapku padanya. Seolah mengerti, ia menghampiriku. Duduk di depanku dengan rapi. Dengan pandangan lurus dan ekor yang melingkari kakinya. Aku melilitkan pita di bagian ekornya yang cacat, seperti biasa. Ditambah dengan pita hitam di lehernya. "Kuberikan ini untukmu. Dan, jangan datangi aku lagi. Kecuali suatu hari, kamu dapati aku dengan pakaian ungu dan sepatu ungu yang kugunakan ketika pertama kali berjumpa," kataku seraya menunjuk pakaian dan sepatu yang kukenakan, dan warna bulu si Ungu untuk menjelaskan. Harusnya aku mengerti kalau ia tidak mungkin paham, tetapi tetap saja kulakukan.
Si Ungu menunduk. Menjilat tanganku. Lalu pergi. Aku pun bangkit, membayar pesananku, hendak menuju bar. Waktunya bekerja.
***
Setelah lewat dua hingga tiga bulan, aku masih bertemu si Ungu. Tetapi ia tidak menyapaku. Hanya melirik, lalu membuang muka. Tetapi aku tahu bahwa ia menungguku. Karena meski pun si wanita suci, tetangga sebelahku, memanggilnya untuk mengajak makan, ia tidak menghiraukan. Ungu tetap setia menungguku di depan kost. Seperti biasa, sesekali meninggalkan kotoran. Aku akan membersihkannya dengan segan, berharap ia akan kembali menungguku. Aku suka ia menungguku.
***
Sekali waktu, sepulang habis bercinta, rumahku porak poranda. Seluruh pakaianku dicabik. Perhiasanku terpencar ke mana-mana. Cerminku pecah. Meja rias kebanggaanku berantakan. Spreiku ditusuk. Pisaunya tertinggal dalam keadaan tertancap. Pylox tersisa di dinding kost, berbunyi, Kembalikan suamiku!


***
Waktunya bekerja. Tepatnya, bekerja dengan kehilangan pekerjaan. Aku dipecat dari bar karena dianggap tidak profesional dalam menangani pelanggan secara personal. Tidak ada kerlap-kerlip yang menyinariku lagi, baik neon, lampu disko, atau khayalanku sendiri.
Kata bosku, aku harus kembali kalau-kalau tidak ada lagi yang mengenali diriku. Lahir menjadi orang baru. Kupikir aku akan melakukannya. Dan memang kukabulkan keinginannya, karena aku tidak mau lagi hidup miskin. Aku mengubah wajahku sedemikian rupa dengan operasi plastik. Lebih jelek dari aku yang sebenarnya, karena aku yang nyata tidak bisa ditandingi kecantikannya. Aku benci ini..
Aku mengubah gaya pakaianku. Tidak ada lagi kesempatan untuk kukenakan pakaian berwarna ungu, apa pun itu. Setelah kupelajari, ternyata ungu adalah simbol perceraian orang Cina. Juga berarti kemurungan, di balik pernyataan yang bilang bahwa ungu adalah kemewahan.
Ungu adalah warna jalang. Warna kucing liar.
Si Ungu tidak lagi mendapatiku di kost. Tetapi ia masih bisa mencariku di pinggir jalan. Aku tahu itu. Aku merindukannya, sehingga aku berbalik mencarinya. Kami bertemu dan saling memandang. Anehnya, ia tidak menghampiriku.
Aku memanggilnya berulang-ulang, "Ungu, Ungu," tetapi tidak ada jawaban darinya. Tidak ada lafal, "Meong!" seperti yang diucapkan seolah oleh manusia. Padahal dia menungguku. Aku yakin dengan segenap hati, akulah yang ia tunggu. Aku mencoba meraih dirinya, mengelus setiap gerik tubuhnya, tetapi reaksinya dingin dan menolak dengan enggan. Matanya miris, seperti ingin bertemu dengan diriku. Kuyakinkan padanya bahwa aku adalah aku, tetapi ia tidak mau mengerti..
***
Si Ungu tetap menunggu. Lama kelamaan, aku ragu apakah itu aku. Aku mulai membencinya karena itu. Kucing liar berwarna unik itu persis wanita jalang. Yang memainkan pelanggan dengan gaya misterius. Apakah memang diminati, atau tidak. Apakah akan dipanggil, atau tidak. Apakah akan diajak bercinta, atau tidak. Ia, hanya seperti aku.
***
Aku tidak bertemu Ungu lagi. Ia membuangku. Sama seperti aku yang memuntahkan isi mulutku setelah oral. Mungkin ia kecewa padaku. Aku tidak menepati janji. Aku yang bilang padanya untuk kembali padaku dengan busana yang telah kujanjikan. Tetapi aku tidak bisa kembali ke masa itu, karena wajahku pun tidak kembali dan aku sudah melupakan masa lalu.
Aku pun berpisah dengan kucing ungu itu.

Mata Ungu Alami

Mata Ungu Alami
Iris mata manusia umumnya berwarna hitam, coklat, merah kecoklatan, biru atau hijau. Tapi ada beberapa orang yang memiliki iris mata berwarna ungu secara alami dan menyebabkan mata ungu layaknya memakai lensa kontak.
Mata ungu merupakan kondisi yang sangat langka. Hal ini kemungkinan disebabkan dua hal, yaitu suatu kejadian atau mitos yang menyebabkan mata ungu dan kondisi kesehatan seseorang.
Seperti dilansir dari Buzzle, Kamis (8/4/2010), kemungkinan terjadinya mata ungu alami adalah sebagai berikut:
1. Genesis Alexandria
Genesis Alexandria adalah sebuah gangguan, yang mayoritas orang mengganggapnya hanya sebagai mitos atau legenda. Meskipun adanya gangguan ini tidak dikenal di masa sekarang ini, kondisi seperti ini mungkin telah ada di masa lalu. Di antara gejala gangguan ini, salah satunya adalah mata ungu.
Legenda yang melahirkan kondisi genetik ini adalah beberapa abad yang lalu, di sebuah desa kecil di Mesir. Di sana terjadi kilatan cahaya misterius di langit, yang mempengaruhi semua orang desa, dan menyebabkan mereka memiliki kulit putih pucat dengan mata ungu. Biasanya orang dengan kondisi ini disebut ‘manusia roh’.
Orang pertama yang lahir dengan mata ungu sebagai akibat dari gangguan ini, berasal dari Inggris, tahun 1329, bernama Alexandria. Dia melahirkan empat gadis, yang juga memiliki kondisi yang sama, tetapi hidup dengan baik hingga 100 tahun.
Orang yang menderita kondisi ini, selain memiliki mata ungu, juga dikenal memiliki penglihatan yang sempurna. Meskipun kondisi ini tidak normal, tetapi bukan merupakan akibat dari cacat genetik atau mutasi.
2. Albinisme
Albinisme merupakan salah satu gangguan genetik pada manusia, yang ditandai dengan tidak adanya pigmentasi di kulit, rambut dan mata. Hal ini disebabkan oleh perubahan gen, yang mencegah pengembangan melanin, yang memberikan kontribusi untuk kulit, rambut dan warna mata. Kita mungkin telah sering melihat orang dengan kondisi ini.
Selain dari gejala-gejala di atas, salah satu fakta tentang albinisme adalah dalam kasus yang sangat jarang terjadi, orang yang menderita albinisme mungkin juga memiliki mata ungu.
Akibat kurangnya melanin, menyebabkan mata tampak merah, karena semua pembuluh darah yang terlihat melalui iris. Kondisi yang sudah jarang ditemukan adalah refleksi biru kolagen yang lebih kuat di mata. Warna biru dan merah dapat menggabungkan refleksi, dan memberikan tampilan violet atau mata ungu.
Iris memungkinkan untuk menyaring cahaya melalui mata. Sinar matahari bersamaan dengan refleksi di mata, dapat memberikan tampilan ungu pada mata.
Orang yang menderita albinisme memiliki mata yang sangat sensitif terhadap sinar matahari, yang dikenal sebagai photosensitivity.
Sumber: http://wahw33d.blogspot.com/2010/04/penyebab-mata-ungu-alami.html#ixzz1Gxkx8wlq

Senin, 12 September 2011

Purple Car

Here is the Pic to inspire you:-




Aubergine Purple Lotus Elise





Close up of Aubergine Purple

  A classic purple car



hummer The HUMMER H3 gets flashier with its “Colour Customization Campaign”


















Hino purple bus

Photo of a purple Bendy Bus

FibraFoil Purple Mercedes S65 AMG front angle view

FibraFoil Purple Mercedes S65 AMG front view
FibraFoil Purple Mercedes S65 AMG side view
FibraFoil Purple Mercedes S65 AMG rear angle view
FibraFoil Purple Mercedes S65 AMG rear view

Tumblr_lfcc75xbqe1qgq7zio1_500_large







ARTI WARNA UNGU

Memberi kesan spiritual yang magis, mistis, misterius dan mampu menarik perhatian. Oleh karena itu ungu banyak digunakan kaum bangsawan. Warna ini juga terkesan sensual, feminim, antik, yang juga anggun dan hangat. Ungu yang gelap dapat memancarkan kekuatan, bisa manambah kekuatan instiusi, fantasi dan imajinasi, kreatif, sensitif, memberi inspirasi dan obsesif.
presiasi, kekaguman, atau simpati. Juga bisa melambangkan persahabatan.






Kalo warna Ungu (Violet) menjadi warna favorit kamu maka kamu adalah tipe yang benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai benar dalam mengikuti perkembangan jaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasih kamu.

dan Kesimpulannya warna ungu berarti : menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri.



Senin, 05 September 2011

Toyota Estima / Previa Show Car (Only Japan)

By OR Staff, Photography by Christopher Jue
custom car audio toyota previa japan
The license plate frame on this Toyota Estima (Previa in the US) sums it all up, “No Leroy No Life”.
On display in the 2011 Tokyo Auto Salon Show, this minivan was representative of Japan’s tuned wagon/van sub-culture. Although not usually popular at such more general shows as TAS, the tuned wagon concept is decidedly Japanese and interestingly cool in a “different world” sort of way.
Although the Estima/Previa is technically a mid-engine, rear-wheel drive platform, this van is not made for drifting or tire-shredding fun. Because cruising, and not racing, is the point here, the Estima’s engine and drivetrain remain stock. That means not even 125hp is available to push the weight of the van and its audio equipment. Sounds like a tough freeway merge to us.
What makes this custom Estima so cool is its unabashed claim to fame as a tuned wagon. Tuners Leroy and Ideal have gone for the whole package and created something even better than Toyota USA’s own corporate Swagger Wagon creation.
On the outside is a deep body kit and lighted front blister fenders, which hide 20-inch RAYS wheels. Although the body is covered in an anime-inspired magenta stripe and character cartoons, we’d take ours in a pure, deep black.
We’d also go lighter on the interior work but, then again, we don’t build flashy, show cars at OR. The inside of the Estima is filled with custom upholstery, which oddly looks like the evil teddy bear from Toy Story 3. The rear of the van has more lights and car audio equipment than is necessary in an real world street car, looking more like a Shibuya district arcade than a family van. Still, you have to remember, No Leroy No Life. Well said.
Engine (2AZ-FE): 125ps, 22.8N/m – Stock
Drivetrain: Stock
Suspension: Air suspension
Brakes: Big brake kit
Wheels: RAYS Engineering, 20-inch
Tires: Nitto NT555, 225/35/20 (F) and 225/35/20 (R)
Exterior: Custom vinyl, lighted front fenders, and headlights
Interior: Alpine and Rockford Fosgate car audio, custom upholstery
custom car audio toyota previa japan



custom car audio toyota previa japan

Toyota Estima Idamanku

Toyota Previa (Estima) Facelift

Toyota Previa (Estima) FaceliftToyota Estima yang juga dikenal sebagai Toyota Previa di Indonesia baru saja mengalami facelift di jepang, perubahan yang ada di seputar eksterior adalah bentuk grill dan headlamp terlihat lebih meruncing dari sebelumnya. Sedangkan bumper depannya semakin membesar dengan penambahan foglamp yang juga lebih besar. Sedangkan disisi dan belakang bodi tak terlihat ada perbedaan dari sebelumnya. Stoplamp panjang juga masih menempel di Toyota Estima facelift ini.

Ada dua pilihan mesin yang ditawarkan Toyota untuk Previa kali ini. Pertama, dapur pacu 2.4 liter 2AZ-FE yang mampu memproduksi tenaga sebesar 170 PS di 6.000 rpm. Mesin ini mampu menghasilkan torsi sebesar 233 Nm dan menggunakan transmisi Super CVT-i.

Sedangkan pilihan kedua yaitu menggunakan mesin 3.5 liter BEAMS Dual VVT-i 2GR-FE. Tenaga yang di hasilkan sangat besar yaitu 280 PS pada 6.200 rpm, dan torsi maksimumnya sebesar 344 Nm di 4.700 rpm. Sebagai penyalur tenaga mesin, Previa ini dilengkapi dengan teknologi transmisi 6-speed Super ECT otomatik.

Disisi safety beberapa perlengkapan pengaman tambahan terbaru di tanamkan pada previa ini, antara lain Lane-Keep Assist (LKA) yang berguna untuk mendeteksi marka di jalan raya dan tetap mengontrol mobil agar selalu berada di lajurnya. Ditambah juga Adaptive Front-Lighting System, dimana lampu depan akan mengikuti gerak stir, seperti camry Q.
Previa ini juga dilengkapi Hill Assist otomatis yang berfungsi mengerem mobil ketika mobil akan bergerak dari diam di tanjakan agar mobil tidak mundur. Yang terakhir adalah S-VSC, penyempurnaan dari sistem VSC biasa, yang memanfaatkan electric power steering untuk menstabilkan mobil.

©Rini